Depresiasi/Penyusutan (Pengertian Depresiasi, Faktor Penentu Biaya Depresiasi, dan Metode Depresiasi)
1. Pengertian
Derpesiasi/Penyusutan
Definisi depresiasi atau penyusutan
merupakan proses akuntansi dalam mengalokasi biaya aktiva berwujud ke beban
dengan cara yang sistematis dan rasional selama periode yang diharapkan
mendapat manfaat dari penggunaan aktiva tersebut.
Penerapan depresiasi akan mempengaruhi laporan keuangan, termasuk
penghasilan kena pajak suatu perusahaan.
Pengertian Depresiasi Menurut Para Ahli.
Untuk lebih memahami apa arti depresiasi atau
penyusutan, maka kita bisa merujuk pada pendapat beberapa ahli tentang definisi
depresiasi. Berikut ini adalah pengertian depresiasi atau penyusutan menurut
para ahli:
a. Sofyan Harahap
Menurut
Sofyan Harahap pengertian depresiasi adalah pengalokasian harga pokok aktiva
tetap selama masa penggunaanya atau dapat juga kita sebut sebagai biaya
dibebankan terhadap produksi akibat pengunaan aktiva tetap itu dalam proses
produksi.
b. Kleso, Weygant dan Warfield
Menurut
Kleso, Weygant dan Warfield pengertian depresiasi adalah proses akuntansi untuk
mengalokasikan biaya aset berwujud menjadi biaya secara sistematis dan nasional
terhadap periode yang diharapkan dapat memanfaatkan penggunaan aset tersebut.
c. Zaki Baridwan
Menurut
Zaki Baridwan, definisi depresiasi adalah sebagian dari harga perolehan aktiva
tetap yang secara sistematis dialokasikan menjadi biaya stai periode akuntansi.
d. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
Menurut
PSAK No. 17 pengertian depresiasi adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat
disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan untuk periode
akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung.
2.
Faktor Penentu Biaya Derpesiasi/Penyusutan
Faktor yang mempengaruhi penyusutan dan perlu
diperhatikan untuk menentukan biaya penyusutan diantaranya adalah:
a. Harga Pokok Aktiva
Harga
Pokok aktiva adalah seluruh pengeluaran unruk mendapatkan aktiva
sampai aktiva tersebut siap dipakai. Dan juga kapitalisasi yang dilakukan
apabila aktiva sudah dipakai.
b. Nilai Sisa
Pengertian
nilai sisa adalah suatu penaksiran nilai yang diharapkan dapat
diwujudkan pada saat aktiva tersebut sudah tidak bisa digunakan kembali.
Biasanya nilai sisa ini sering diabaikan karena nilainya relatif sangat kecil
dan sulit penaksirannya dengan tepat.
c. Taksiran umur ekonomis
Taksiran umur ekonomis
suatu aktiva ini di kelompokkan dalam suatu periode waktu, unit atau satuan jam
kerja. Taksiran ini dipengaruhi oleh pemakaian kebijakan yang dilakukan
perusahaan dalam perbaikan aktiva. Saat perusahaan ingin menaksir umur
ekonomis, perlu dipertimbangkan penyebab dari keausan fisik (kerusakan, aus,
atau hancur) dan keausan fungsional (tidak mampu memenuhi kebutuhan, perubahan
kemajuan teknologi dan perubahan permintaan).
3.
Metode Derpesiasi/Penyusutan
Dalam
perusahaan terdapat beberapa metode depresiasi yang umum digunakan. Sesuai
dengan pengertian depresiasi diatas, dimana mengharuskan seorang akuntan untuk
menggunakan metode depresiasi yang rasional dan sistematis.
Misalnya dalam sebuah
contoh studi kasus, perusahaan Anda ingin membeli mesin produksi baru untuk
tujuan tertentu maka dapat digambarkan sebagai berikut:
·
Biaya
Mesin Produksi Baru = Rp500 juta
·
Estimasi
Waktu Manfaat = 5 tahun
·
Estimasi
Nilai Sisa = Rp50 juta
·
Umur
Produktif = 30 ribu jam
Dari gambaran tersebut,
maka ada beberapa metode depresiasi yang bisa Anda gunakan untuk menghitung
beban penyusutan keuangan perusahaan Anda, diantaranya:
a. Metode Garis Lurus (Straight-Line Method)
Metode ini disebut juga Straight-Line Method dan merupakan
metode yang paling sering digunakan untuk menghitung beban penyusutan. Metode
ini fokus pada penyusutan sebagai fungsi dari waktu dan bukan dari fungsi
penggunaan.
Rumus perhitungannya sebagai berikut:
·
Biaya
Penyusutan = (Biaya Perolehan Aset – Nilai Residu) : (Masa Manfaat Aset)
·
Beban
penyusutan = (Rp500 juta – Rp50 juta) : 5 = Rp 90 juta
Namun penggunaan metode ini dinilai
kurang realistis karena kegunaan aktiva sama setiap tahunnya.
b.
Metode Beban
Menurun (Decreasing
Charge Method)
Metode ini merupakan metode
penyusutan dipercepat dimana menyediakan biaya penyusutan lebih tinggi pada
tahun awal dan beban rendah pada periode selanjutnya. Fokus utama pada metode
ini adalah beban penyusutan lebih banyak pada tahun awal karena aktiva mengalami
penurunan pada tahun tersebut.
Metode ini dibagi menjadi dua bagian
yaitu
·
Metode
Jumlah Angka Tahun
Perhitungan penyusutannya menggunakan
pecahan dengan pembilang angka tahun (5+4+3+2+1=15) dan jumlah tahunnya menjadi
penyebut. Pada metode ini, pembilang menurun tahun demi tahun dan penyebut
tetap konstan (5/15, 4/15, 3/15, 2/15 dan 1/15). Berikut ilustrasinya:
Metode saldo menurun menggunakan biaya
penyusutan (dalam persentase) berupa beberapa kelipatan dari metode garis
lurus. Misalnya, tarif saldo menurun berganda untuk aktiva 10 tahun akan
menjadi 20% (dua kali biaya garis lurus, yaitu 1/10 atau 10%). Berikut
ilustrasinya:
c. Metode Aktivitas (Unit Penggunaan atau
Produksi)
Pada metode ini mengansumsikan
penyusutan sebagai fungsi dari produktivitas atau penggunaan dan bukan dari
segi berlalunya waktu. Dengan gambaran diatas, penentuan umur penyusutan mesin
produsi tidak memiliki masalah tertentu karena penggunaan relatif mudah diukur.
Misalkan mesin produksi digunakan
4.000 jam di tahun pertama, maka beban penyusutannya dapat dihitung sebagai
berikut:
Beban penyusutan = [(Rp 500 juta
– Rp 50 juta) x 4.000]: 30 ribu = Rp60 juta.
Namun metode ini memiliki keterbatasan
karena tidak tepat digunakan pada situasi penyusutan berdasarkan waktu dan
bukan aktivitas.
d. Metode Depresiasi Khusus
Dalam pengertian depresiasi sudah
dijelaskan bahwa tujuannya adalah untuk mengetahui penyusutan manfaat aset
perusahaan. Namun pada beberapa khasus, perusahaan tidak bisa memilih salah
satu metode depresiasi diatas karena aktiva yang terlibat memiliki
karakteristik yang unik atau membutuhkan penerapa khusus.
Ada dua metode khusus yang bisa
Anda terapkan pada kasus tersebut yaitu:
·
Metode
kelompok dan gabungan; sering digunakan pada aktiva yang cukup homogen dan
memiliki fungsi yang hampir sama.
·
Metode
campuran dan kombinasi; diterapkan sesuai dengan keinginan akuntan.
Komentar
Posting Komentar